DAFTAR ISI
Halaman awal.................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................... 2
KATA PENGANTAR.................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 5
1)
Faktor- Faktor kenakalan remaja.................................................................. 5
2)
Contoh kasus........................................................................................................................................................ 9
3)
Dampak kenakalan remaja.......................................................................... 10
4) Solusi...................................................................................................... 11
BAB III KESIMPULAN............................................................................... 13
BAB IV SARAN........................................................................................... 14
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan
ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan
makalah tugas tentang “Konflik komunikasi Antarbudaya” Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah Interpersonal Skill.
Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :
1. Bpk.
Eko Susilo, S.Sos, M.M
2. Universitas Sehat aja
3. Orang
tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan Makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan,
ataupun penulisannya. Oleh karena itu Saya mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, khususnya dari Dosen mata Kuliah guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi saya untuk lebih baik di masa yang akan datang.
New York,
Mei 2014
Nama Anda
BAB I PENDAHULUAN
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi
orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang
berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang
manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa
remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan
ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orang tua. Masa remaja
sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri,
masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu,
para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan
terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru
menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di
belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke
dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia
antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat
dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup dan identitas yang paling
sesuai baginya
Dalam mencari jati dirinya remaja tidak jarang remaja
membuat masalah sosial seperti kenakalan remaja. Sampai saat ini permasalahan
ini terus berkembang dan kian hari kian memprihatinkan .
BAB
II PEMBAHASAN
1.
Faktor-
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya kenakalan remaja
Faktor Internal
·
Krisis
identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan
ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
·
Kontrol diri
yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor Eksternal
a)
Keluarga
Hal inilah yang paling rentan .
kenapa paling rentan ? Keluarga merupakan tempat pertama kali anak dididik dan
ditempa . Cara pendidikan yang diterapkan oleh orang tua akan sangat
berpengaruh pada perkembangan anak di masa yang akan datang . Namun cara
mendidik disini tidak terlalu otoriter , tegas , permisif , maupun demokratis
melainkan cara pendidikan tersebut digunakan secara seimbang dan sesuai
kebutuhan .
Apabila orang tua terlalu otoriter
dan tegas maka anak dan remaja akan berusaha mencari – cari celah utuk
melakukan pemberontakan maupun perlawanan-perlawanan dalam bentuk yang lain
dari anak sebagi sikap protes atas tindakan orang tuanya .
Orang tua yang terelalu permisif maka
membuat sang anak akan berusaha mencari-cari perhatian dengan segala tingkah
lakunya yang sebagaian besar pada akhirnya baik disadari maupun tidak oleh
remaja mereka akan menjurus ke dalam kenakalan remaja maupun ada yang
lebih parah ke dalam tindak krimnalitas .
Kebebasan namun bertanggung jawab dari
paham demokratis juga akan sulit dilakukan karena jika hanya berdemokrasi maka
anak akan terbiasa mengeluarkan pendapat semaunya tanpa melihat kondisi orang
sekitar dan bahkan akan terbawa kebiasaan ini sampai mereka dewasa .
Selain cara mendidik ada faktor lain
yang dapat memicu kenakalan remaja ini yaitu perhatian yang diterima remaja .
Perhatian ini sangat berpengaruh karena semaikin rendah perhatian yang diterima
maka kecenderungan timbulnya kenakalan remaja akan semakin tinggi . Yang
mempengaruhi besar kecilnya perhatian yang diterima remaja antara lain
pekerjaan orang tua , keutuhan keluarga , dan hubungan keluarga dengan
lingkungan .
Pekerjaan orang tua akan sangat
berpengaruh kepada perkembangan remaja . Orang tua yang sibuk untuk mencari
nafkah di luar rumah dan kurang memperhatikan perkembangan anaknya akan
menyebabkan kurangnya perhatian yang akan diterima oleh remaja tersebut .
Kurangnya perhatian inilah yang mendorong remaja untuk mencari sensasi dengan
cara melakukan perbuatan yang menyimpahg .
Secara teoritis keutuhan keluarga
dapat berpengaruh terhadap kenakalan remaja. Artinya banyak terdapat anak-anak
remaja yang nakal datang dari keluarga yang tidak utuh, baik dilihat dari
struktur keluarga maupun dalam interaksinya di keluarga . Hal ini dikarenakan
dengan kurang utuhnya keluarga perhatian yang akan diterima remaja akan semakin
rendah . Yang secara otomatis akan memicu kenakalan remaja .
Hubungan keluarga dengan lingkungan
akan berpengaruh besar kepada perkembangan remaja . Keluarga yang tidak
diterima oleh lingkungan akan menyebabkan kenakalan remaja akan meningkat di
keluarga tersebeut sebagai akibat terkekangnya dan terhambatnya akses
informasi remaja terhadap lingkungan sekitar .
b)
Pergaulan
Di kalangan remaja, memiliki banyak
kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan,
makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki
teman dari kalangan terbatas. Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota
itu, anak pejabat pemerintah setempat bahkan mungkin pusat atau pun anak orang
terpandang lainnya. Di jaman sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya
membanggakan si remaja saja tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga
senang dan bangga kalau anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu
tersebut. Padahal, kebanggaan ini adalah semu sifatnya. Malah kalau tidak dapat
dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya. Sebab kawan
dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula.
Apabila si anak akan berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun
orangtua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila
timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu
pada narkotik, obat terlarang, dan lain sebagainya.
Pengaruh kawan ini memang cukup
besar.. Pengaruh kawan sering diumpamakan sebagai segumpal daging busuk apabila
dibungkus dengan selembar daun maka daun itupun akan berbau busuk. Sedangkan
bila sebatang kayu cendana dibungkus dengan selembar kertas, kertas itu pun
akan wangi baunya. Perumpamaan ini menunjukkan sedemikian besarnya pengaruh
pergaulan dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang ketika remaja,
khususnya. Oleh karena itu, orangtua para remaja hendaknya berhati-hati dan
bijaksana dalam memberikan kesempatan anaknya bergaul. Jangan biarkan anak
bergaul dengan kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak
sesuai, anak di kemudian hari akan banyak menimbulkan masalah bagi orangtuanya.
Kriteria teman baik yaitu mereka yang
memberikan perlindungan apabila kita kurang hati-hati, menjaga barang-barang
dan harta kita apabila kita lengah, memberikan perlindungan apabila kita berada
dalam bahaya, tidak pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya
dan kesulitan, dan membantu sanak keluarga kita.
Kriteria teman yang tidak baik.
Mereka adalah teman yang akan mendorong seseorang untuk menjadi penjudi, orang
yang tidak bermoral, pemabuk, penipu, dan pelanggar hukum.
c)
Pendidikan
Memberikan pendidikan yang sesuai
adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada anak Agar anak dapat
memperoleh pendidikan yang sesuai, pilihkanlah sekolah yang bermutu. Selain
itu, perlu dipikirkan pula latar belakang agama pengelola sekolah. Hal ini
penting untuk menjaga agar pendidikan Agama yang telah diperoleh anak di rumah
tidak kacau dengan agama yang diajarkan di sekolah. Berilah pengertian yang
benar tentang adanya beberapa agama di dunia. Berilah pengertian yang baik dan
bebas dari kebencian tentang alasan orangtua memilih agama serta alasan seorang
anak harus mengikuti agama orangtua.
Ketika anak telah berusia 17 tahun
atau 18 tahun yang merupakan akhir masa remaja, anak mulai akan memilih
perguruan tinggi. Orangtua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar masa
depan si anak berbahagia. Arahkanlah agar anak memilih jurusan sesuai dengan
kesenangan dan bakat anak, bukan semata-mata karena kesenangan orang tua. Masih
sering terjadi dalam masyarakat, orangtua yang memaksakan kehendaknya agar di
masa depan anaknya memilih profesi tertentu yang sesuai dengan keinginan
orangtua. Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir dengan kekecewaan.
Sebab, meski memang ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak
orangtuanya tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang kurang berhasil dan
kemudian menjadi kecewa, frustrasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama
sekali. Mereka malah pergi bersama dengan kawan-kawannya, bersenang-senang
tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna
obat-obat terlarang.
Anak pasti juga mempunyai hobi
tertentu. Seperti yang telah disinggung di atas, biarkanlah anak memilih
jurusan sekolah yang sesuai dengan kesenangan ataupun bakat dan hobi si anak.
Tetapi bila anak tersebut tidak ingin bersekolah yang sesuai dengan hobinya,
maka berilah pengertian kepadanya bahwa tugas utamanya adalah bersekolah sesuai
dengan pilihannya, sedangkan hobi adalah kegiatan sampingan yang boleh
dilakukan bila tugas utama telah selesai dikerjakan.
d)
Waktu luang
Kegiatan di masa remaja sering hanya
berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah,
selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan
ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu
luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila si remaja melakukan kegiatan
yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan
kegiatan yang negatif maka lingkungan dapat terganggu. Seringkali perbuatan
negatif ini hanya terdorong rasa iseng saja. Tindakan iseng ini selain untuk
mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja untuk menarik
perhatian lingkungannya.
Perhatian yang diharapkan dapat
berasal dari orangtuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan sebaya
sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan
yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu dimalam hari, mencuri,
merusak, minum minuman keras, obat bius, dan sebagainya.Munculnya kegiatan
iseng tersebut selain atas inisiatif si remaja sendiri, sering pula karena
dorongan teman sepergaulan yang kurang sesuai. Sebab dalam masyarakat, pada
umunya apabila seseorang tidak mengikuti gaya hidup anggota kelompoknya maka ia
akan dijauhi oleh lingkungannya. Tindakan pengasingan ini jelas tidak
mengenakkan hati si remaja, akhirnya mereka terpaksa mengikuti tindakan
kawan-kawannya. Akhirnya ia terjerumus. Tersesat.
Oleh karena itu, orangtua hendaknya
memberikan pengarahan yang berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng negatif
seperti itu akan merugikan dirinya sendiri, orangtua, maupun lingkungannya.
Dalam memberikan pengarahan, orangtua hendaknya hanya membatasi keisengan
mereka. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan remaja. Ada kemungkinan,
keisengan remaja adalah semacam ‘refreshing’ atas kejenuhannya dengan urusan
tugas-tugas sekolah. Dan apabila anak senang berkelahi, orangtua dapat
memberikan penyaluran dengan mengikutkannya pada satu kelompok olahraga
beladiri.
Mengisi
waktu luang selain diserahkan kepada kebijaksanaan remaja, ada baiknya pula
orangtua ikut memikirkannya pula. Orangtua hendaknya jangan hanya tersita oleh
kesibukan sehari-hari. Orangtua hendaknya tidak hanya memenuhi kebutuhan materi
remaja saja. Orangtua hendaknya juga memperhatikan perkembangan batinnya.
Remaja, selain membutuhkan materi, sebenarnya juga membutuhkan perhatian dan
kasih sayang. Oleh karena itu, waktu luang yang dimiliki remaja dapat diisi
dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi. Kegiatan keluarga
ini hendaknya dapat diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Kegiatan keluarga
dapat berupa melakukan berbagai bentuk permainan bersama, misalnya scrabble,
monopoli, dan lain sebagainya. Kegiatan keluarga dapat pula berupa tukar
pikiran dan berbicara dari hati ke hati. Misalnya, dengan makan malam bersama
atau duduk santai di ruang keluarga. Selain itu, dihari libur, seluruh anggota
keluarga dapat bersama-sama pergi berenang, jalan-jalan ke taman ria atau mal,
dan lain sebagainya.
2.
Contoh kasus riil kenakalan remaja
(Sumber : TEMPO.COM)
Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris
Besar Rikwanto menyebut kronologi kecelakaan yang melibatkan putra musikus AQJ
yang sering dipanggil Dul. Kecelakaan terjadi di tol Jagorawi kilometer 8 arah
selatan antara Lancer B 80 SAL dengan Daihatsu B 1349 TEN.
Kronologinya, kata Rikwanto, mobil Lancer B 80 SAL datang dari arah selatan menuju utara. Karena tidak konsentrasi, mobil Lancer menabrak pagar pemisah sehingga masuk jalur berlawanan. Mobil Lancer menyeberang kemudian menghantam Daihatsu B 1349 TEN yang datang dari arah utara ke selatan. "Selanjutnya, mobil terdorong mengenai Avanza B 1882 UZJ," ujar Rikwanto melalui pesan singkat kepada Tempo, Ahad, 8 September 2013.
Dul, putra bungsu Dhani ini, terlibat dalam kecelakaan yang terjadi di tol Jagorawi pada pukul 00.45 Ahad dinihari. Mobil yang terlibat tabrakan adalah Lancer B 80 SAL yang dikendarai Dul, Granmax B 1349 TFN, & Avanza B 1882 UZJ. Kecelakaan terjadi di KM 8 Tol Jagorawi (arah ke Cibubur).
Menurut laporan dari TMC Polda Metro Jaya, mobil Mitshubishi Lancer meluncur dari arah Bogor menuju Jakarta. Tiba-tiba mobil Lancer hilang kendali, melewati dan menabrak pembatas jalan hingga ke bagian sisi jalan arah berlawanan. Mobil kemudian menabrak sisi belakang Avanza. Kemudian mobil Avanza itu menabrak mobil Daihatsu.
"Dul mengalami kecelakaan tadi malam dan mengalami patah tulang kaki," kicau akun Twitter Republik Cinta Management tempat Dhani bernaung, Minggu, 8 September 2013.
Korban meninggal dunia dalam kecelakaan ini ada enam orang, yaitu Agus Kumara, Agus Wahyudi, Riki Aditia Santoso, Agus Surahman, Qomar, dan Nurmansyah.
Korban luka, menurut TMC, ada sembilan orang, yaitu Wahyudi, Nugro B, Abdul Kodir, Jauheri, Boby, Pardomuan S, Pujo Widodo, Ahmad Abdul Kodir, Noval Samodra. Kepala Unit Laka Lantas Jakarta Timur Ajun Komisaris Agung Leksono mengatakan, polisi menduga Lancer nahas dikendarai putra Ahmad Dhani, AQJ alias Dul.
Kronologinya, kata Rikwanto, mobil Lancer B 80 SAL datang dari arah selatan menuju utara. Karena tidak konsentrasi, mobil Lancer menabrak pagar pemisah sehingga masuk jalur berlawanan. Mobil Lancer menyeberang kemudian menghantam Daihatsu B 1349 TEN yang datang dari arah utara ke selatan. "Selanjutnya, mobil terdorong mengenai Avanza B 1882 UZJ," ujar Rikwanto melalui pesan singkat kepada Tempo, Ahad, 8 September 2013.
Dul, putra bungsu Dhani ini, terlibat dalam kecelakaan yang terjadi di tol Jagorawi pada pukul 00.45 Ahad dinihari. Mobil yang terlibat tabrakan adalah Lancer B 80 SAL yang dikendarai Dul, Granmax B 1349 TFN, & Avanza B 1882 UZJ. Kecelakaan terjadi di KM 8 Tol Jagorawi (arah ke Cibubur).
Menurut laporan dari TMC Polda Metro Jaya, mobil Mitshubishi Lancer meluncur dari arah Bogor menuju Jakarta. Tiba-tiba mobil Lancer hilang kendali, melewati dan menabrak pembatas jalan hingga ke bagian sisi jalan arah berlawanan. Mobil kemudian menabrak sisi belakang Avanza. Kemudian mobil Avanza itu menabrak mobil Daihatsu.
"Dul mengalami kecelakaan tadi malam dan mengalami patah tulang kaki," kicau akun Twitter Republik Cinta Management tempat Dhani bernaung, Minggu, 8 September 2013.
Korban meninggal dunia dalam kecelakaan ini ada enam orang, yaitu Agus Kumara, Agus Wahyudi, Riki Aditia Santoso, Agus Surahman, Qomar, dan Nurmansyah.
Korban luka, menurut TMC, ada sembilan orang, yaitu Wahyudi, Nugro B, Abdul Kodir, Jauheri, Boby, Pardomuan S, Pujo Widodo, Ahmad Abdul Kodir, Noval Samodra. Kepala Unit Laka Lantas Jakarta Timur Ajun Komisaris Agung Leksono mengatakan, polisi menduga Lancer nahas dikendarai putra Ahmad Dhani, AQJ alias Dul.
3.
Dampak kenakalan remaja
Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja
tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian
buruk.
Remaja yang
melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah
dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai
pengganggu dan orang yang tidak berguna.
Akibat dari
dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan
kejiwaan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan
berarti gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa
sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya.
Dampak
kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang
harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja
yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban
keluarganya.
Masa depan
yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan
kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh
pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa depan
cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.
Kriminalitas
bisa menjadi salah satu dampak kenakalan. Remaja yang terjebak hal-hal negatif bukan tidak
mungkin akan memiliki keberanian untuk melakukan tindak kriminal. Mencuri demi
uang atau merampok untuk mendapatkan barang berharga.
Contoh dampak :
·
Kenakalan dalam keluarga: Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang
negatif, di sinilah peran orang tua.
Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang
hal-hal tertentu.Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut
malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan
memberontak dengan banyak cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang
tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam
keluarga.
·
Kenakalan dalam pergaulan: Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal pergaulan.
Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang
tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks
bebas.Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana
remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan
semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus
menanggung beban yang cukup berat.
·
Kenakalan dalam pendidikan: Kenakalan dalam bidang
pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak
semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang
berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal
yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah,
tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.
4.
Solusi Tentang
Kenakalan Remaja
Masa
remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan
rentan munculnya masalah (kenakalan
remaja).
Untuk itu perlu adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta
penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi
keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan
masa yang paling menentukan.
Selain
itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan
pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan
bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia. Adapun penjelasan lebih rinci yang harus dilakukan orang tua
kepada anaknya agar tidak terjadi kenakalan, sebagai berikut :
(1)
Pemberian
kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
(2)
Adanya
pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Contohnya: orang tua boleh saja
membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut
pengawasan orang tua dia telah melewati batas yang sewajarnya, orang tua
sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus
ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
(3)
Biarkanlah
dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik
lebih tua darinya. Karena apabila orang tua membiarkan dia bergaul dengan teman
main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti
berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum
perlu dia jalani.
(4)
Pengawasan
yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio,
handphone, dll.
(5)
Perlunya
bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak
menghabiskan waktunya selain di rumah.
(6)
Perlunya
pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
(7)
Orang
tua perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia.
Jangan pernah orang tua mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan
bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat
menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
(8)
Orang
tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda
dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.
BAB III KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas, ditemukan bahwa remaja
yang memiliki waktu luang banyak seperti mereka yang tidak bekerja atau
menganggur dan masih pelajar kemungkinannya lebih besar untuk melakukan
kenakalan atau perilaku menyimpang. Demikian juga dari keluarga yang tingkat
keberfungsian sosialnya rendah maka kemungkinan besar anaknya akan melakukan
kenakalan pada tingkat yang lebih berat.Sebaliknya bagi keluarga yang tingkat
keberfungsian sosialnya tinggi maka kemungkinan anak-anaknya melakukan
kenakalan sangat kecil, apalagi kenakalan khusus. Dari analisis statistik
(kuantitatif) maupun kualitatif dapat ditarik kesimpulan umum bahwa ada
hubungan negatif antara keberfungsian sosial keluarga dengan kenakalan remaja,
artinya bahwa semakin tinggi keberfungsian social keluarga akan semakin rendah
kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Sebaliknya semakin ketidak berfungsian
sosial suatu keluarga maka semakin tinggi tingkat kenakalan remajanya (perilaku
menyimpang yang dilakukanoleh remaja. Berdasarkan kenyataan di atas, maka untuk
memperkecil tingkat kenakalan remaja ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu
meningkatkan keberfungsian sosial keluarga melalui program-program
kesejahteraan sosial yang berorientasi pada keluarga dan pembangunan social
yang programnya sangat berguna bagi pengembangan masyarakat secara keseluuruhan
Di samping itu untuk memperkecil perilaku menyimpang remaja dengan memberikan
program-program untuk mengisi waktu luang, dengan meningkatkan program di tiap
karang taruna. Program ini terutama diarahkan pada peningkatan sumber daya
manusianya yaitu program pelatihan yang mampu bersaing dalam pekerjaan yang
sesuai dengan kebutuhan.
BAB IV SARAN
Disarankan kepada para pembaca
remaja, agar tidak mudah terjebak dan terpengaruh terhadap pergaulan remaja
zaman sekarang, dengan cara membekali diri dengan agama yang kuat dan wawasan yang
luas, disertai dengan berbagai kegiatan yang berguna bagi diri sendiri dan bagi
orang lain.
Sedangkan kepada pembaca selain
remaja, saya ingin mengusulkan untuk selalu memberi contoh dan nasihat kepada
para remaja, dan melaksanakan program-program latihan dan kegiatan untuk
remaja, seperti karang taruna dan bakti sosial, agar menumbuhkan rasa saling
menyayangi antar sesama umat manusia.
0 komentar:
Posting Komentar